Injil pertama dalam Perjanjian Baru (PB) adalah injil karangan matius.Seperti halnya injil-injil lainnya,sering ditegaskan bahwa matius itu adalah salah seorang muridnya yesus.Tetapi tidak ada data atau sumber yang otentik lagi dipercaya,yang mampu memberikan bukti sejarah yang menyatakan bahwa injil matius itu adalah karangan dari seorang matius yang menjadi salah satu muridnya yesus.Keterangan paling jelas mengenai identitas matius hanya terdapat dalam pasal 9:9 atau 10:3 , di mana di sana pula kontroversi muncul akibat penyebutan tokoh matius seakan-akan sebagai orang kedua diluar penulis. Dalam ayat tersebut matius digambarkan sebagai seorang pemungut cukai yang bekerja untuk kekaisaran romawi, selanjutnya ia tertarik ajakan Yesus untuk menjadi muridnya (mat 9 : 9).
Lewi yang kemungkinan adalah nama lain matius beberapa kali disebutkan dalam injil sinoptik lain seperti lukas atau markus, tetapi tidak ada keterangan yang menyebutkan bahwa yesus pernah mengganti nama lewi menjadi matius (artinya “Hadiah dari Tuhan”),seperti halnya saat ia mengganti nama simon menjadi cephas. Tidak ada alasan bagi Yesus untuk mengubah nama yahudi muridnya menjadi nama romawi. Yesus tidak pernah mengganti nama simon menjadi petrus, ia menggantinya dengan nama “cephas” yang artinya batu. Orang romawi-lah yang menyebutnya sebagai peter atau petrus. Adalah suatu keganjilan melihat pilihan penulis injil matius untuk lebih memilih menggunakan nama “matius” alih-alih nama “Lewi” yang lebih familiar di kalangan Yahudi. Penulis Injil markus dan lukas yang menunjukan karyanya bagi orang gentile (romawi) bahkan lebih memilih menggunakan nama “lewi” bukanya “matius” (mark 2:14, luk 5:27).
Sebagai muridnya yesus, matius tentu saja akan terbiasa atau setidaknya tidak akan sembarangan menggunakan Perjanjian Lama (PL), persoalan akan timbul bila kita memperhatikan adanya kesalahan dalam perujukannya terhadap Perjanjian Lama dalam karyanya. Ditambah dengan adanya keparalelan antara injil matius dengan injil markus membuat beberapa sarjana beranggapan bahwa matius hanya menggunakan (bahkan menjiplak) karya markus, yang jelas-jelas bukan seorang murid yesus. Kita patut mempertanyakan apa gunanya bagi seorang matius, yang juga seorang murid yesus, saat menggunakan sumber markus yang tidak kompeten karena dihasilkan oleh orang di luar lingkaran kerasulan (murid-murid yesus) ?
Seorang murid yesus sebenarnya dapat dengan leluasa menggunakan sumber paling terpercaya yaitu gurunya sendiri (yesus) sebagai referensi penulisan yang utama, ia sepatutnya menjadi seorang sekretaris berjalan yang senantiasa mencatat segala perkataan maupun perbuatan gurunya tanpa perlu menggunakan sumber lain.
Selain hal-hal di atas, keterangan mengenai pribadi matius tampaknya tidak diketahui. Beberapa tradisi mengatakan bahwa matius menjadi martir di ethiopia, sedangkan lainnya mengatakan bahwa ia menjadi martir di hierapolis. Menurut ephipanus (uskup cyprus),matius sang evangelis martir di hierapolis, sedangkan matius pengganti judas escariot menjadi martir di ethiopia. Bukan hanya terhadap matius, keterangan-keterangan mengenai para penulis Perjanjian Baru (PB), atau bahkan kehidupan sahabat-sahabat yesus sangatlah kurang, seakan-akan ada suatu pihak yang sengaja menutupinya.
Injil ini pada dasarnya itu adalah anonim, adalah keputusan para bapak gereja awal yang menisbatkan penulisannya kepada matius. Bapak gereja awal tertua yang pernah membicarakan nama matius adalah papias, dalam karyanya disebutkan mengenai matius pemungut cukai yang mengumpulkan perkataan (logia) yesus dalam bahasa ibrani. Pendapatnya ini diriwayatkan kembali oleh irenaeus, eusebius, dan origen. Kesulitan muncul saat menerjemahkan pernyataan papias tersebut, apakah matius benar-benar mengumpulkan perkataan yesus (logia) lalu menuliskannya dalam bentuk injil, atau logia tersebut hanya berbentuk tradisi oral yang biasa digunakan pada pertemuan-pertemuan atau ceramah-ceramah di kalangan umat Kristen awal ? Walau pernyatan papias mungkin benar, beberapa sarjana modern belum langsung mempercayainya. Terutama saat papias menyebutkan bahwa matius mengumpulkan logia dalam bahasa ibrani, sedangkan menurut mereka injil matius pertama kali ditulis dalam bahasa Yunani. Salah satu kemungkinan lain adalah adanya perbedaan antara apa yang dibicarakan papias dengan injil matius yang ada saat ini. Siapakah yang berani menjamin bahwa karya Matius yang disebutkan papias seratus persen sama dengan injil matius yang ada saat ini ? James Hastings secara tegas mengatakan,bahwa :
“Ibrani atau bukan,tidak ada keraguan dari pertimbangan-pertimbangan apriori maupun dari bukti internal tentang injil-injil yang berbahasa yunani.Bahwa telah berlangsung suatu rekaan dari pihak gereja,tentang suatu injil dalam bahasa ibrani seperti yang kemudian secara umum diucapkan didaerah yudea.” (James Hastings, A Dictionary of Christ and the Gospels, Vol. I,hal.670)
Kaum kristen terdahulu yang membaca injil ini mungkin langsung mempercayai kepenulisan matius, sedangkan sarjana kristen modern seperti davidson, julicher dan baljon, tidak ragu-ragu menyangkal pendapat tradisional tersebut atas dasar berikut :
1. Injil ini terlalu banyak memuat hal-hal yang bersifat legenda dan mengada-ada seperti kisah pembantaian anak-anak (Pasal 2), kisah perjalanan yesus ke yerusalem yang mengendarai dua hewan, kepergian yusuf ke mesir, kisah fantastis yang menyertai kematian Yesus (27: 52 ) dan lan-lain.
2. Materi injil ini sangat mirip dengan injil markus.Dengan kata lain matius hanya menulis kembali karya markus dengan sedikit modifikasi, walaupun kita tentu tidak bisa menutup kemungkinan lain. Hal ini tentu secara tidak langsung menyebutkan, bahwa penulis injil matius bukanlah seorang saksi mata atas kehidupan yesus. Walaupun matius tampaknya menggunakan sumber dari markus sebagaimana dengan lukas, tapi tidak selamanya matius sejalan dengan markus.
3. Si penulis injil tidak menggunakan kata ganti orang pertama yang mengindikasikan bahwa ia bukanlah saksi mata.Mat 9 : 9 = “Setelah yesus pergi dari situ, ia melihat seorang yang bernama matius duduk di rumah cukai, lalu ia berkata kepadanya: “Ikutlah aku.” Maka berdirilah matius lalu mengikut dia.” Ayat tersebut merupakan satu-satunya ayat yang memuat kata “matius”. Melalui penggunaan kata matius didalamnya, dapat kita simpulkan bahwa penulisnya tidak berbahasa ibrani. Bila ia seorang yahudi, ia tentu lebih memilih nama “levi” daripada “matius”. Dan apabila matius benar-benar menulis injil ini, redaksi kata dalam ayat tersebut harus diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : “Setelah yesus pergi dari situ, ia melihat (ku) duduk di rumah cukai, lalu ia berkata kepada (ku): “Ikutlah aku.” Maka (aku) berdiri lalu mengikut dia.” Sayangnya ayat dengan kalimat seperti itu tidak pernah ada. Apabila sejak awal penulis Injil Matius melakukan hal tersebut, setidaknya ia tidak akan meninggalkan polemik berkepanjangan mengenai status penulisan Injilnya.
Selain itu,ada perbedaan pula yang menyangkut tentang kapan penulisan injil itu ditulis oleh matius,seperti halnya pandangan dari :
1. Raymond E. Brown, dalam buku-nya “An Introduction to the New Testament.”Yang menyatakan bahwa injil matius ditulis pada tahun 70 – 100 M. 2. Perkiraan kurun waktu yang diberikan dalam NIV Study Bible.Yang menyatakan bahwa injil matius ditulis pada tahun 50-70-an. 3. Seorang pakar bibel yaitu J.T.Sunderland,dalam The Bible-its Rowth and Origin.Yang menyatakan bahwa injil matius ditulis pada tahun 70 – 90 M.Bukti lainnya yang menyatakan bahwa injil tersebut tidak ditulis oleh matius,tetapi pada masa berikutnya dinisbahkan kepadanya oleh seorang penulis yang tidak dikenal,pernyataan dari Rev. W.C. Somerville, Ph.D dari Gereja Scottish cukup berani untuk mengakuinya dengan menyampaikan pandangannya sebagai berikut : “Injil ini ditulis sekitar tahun 80 M,oleh seorang penyusun yang tidak dikenal.Injil tersebut tampaknya dihasilkan oleh seseorang yang sangat tertarik kepada agama yahudi dan tertarik kepada Perjanjian Lama (PL).Yang kemungkinan dipersiapkan untuk digunakan pada suatu pusat dimana mayoritas orang-orang kristen yang sebelumnya mempercayai tentang kepercayaan yahudi.”
Dari sini terlihat,bahwa injil tersebut ditulis oleh seseorang yang bukan muridnya yesus.Tetapi oleh seseorang yang tidak mempunyai informasi tangan pertama dari ajaran-ajarannya dan mengumpulkan informasinya sedikit demi sedikit dari tradisi yang populer tentang yesus dan ajaran-ajarannya.Dan penegasan bahwa dia merupakan dokumen yang diwahyukan adalah sama sekali tidak mempunyai dasar.Rev Dummelow menyatakan : Dari apa yang telah dikatakan,akan jelas terlihat bahwa penulisan langsung injil ini oleh matius muridnya yesus adalah tidak mungkin.” (komentar Dummelow terhadap The Holy Bible,hal.620)
Itulah sekelumit masalah tentang keorsinillan injil matius yang diakui bahwa penulisnya adalah matius yang menjadi muridnya yesus,yang pada akhirnya sejarah penulisannya pun digugat oleh bukti yang ada pada injil matius itu sendiri.Selain itu,sumber penulisan yang matius dapatkan selama ini,ternyata masih diragukan pula oleh banyak kalangan.
25 responses to “Sejarah Akhirnya Menggugat Tentang Siapakah Yang Menulis Injil Matius”
mister
Agustus 7th, 2013 pukul 08:10
fuck……..fuck…….pukimaaaaaaaaaaakkkkkkk
Lann
Februari 18th, 2015 pukul 08:31
lucunya..memaki oooo
nick nurutami
Maret 12th, 2016 pukul 19:00
yg sopan dong bro,
iin
Desember 11th, 2013 pukul 02:05
matius sembunyi2 menulis kitab, takut di publikasikan !!
Feri jazmika
April 6th, 2014 pukul 08:29
jika seperti demikian kasusnya,berarti tidak menutup kemungkinan bahwa alkitab bukanlah kitab suci yang diturunkan oleh tuhan melainkan adalah sebuah karangan,jika demikian maka iman kristen tidak pantas untuk diakui benar dan kebenarannya.
pici delapan
Oktober 20th, 2014 pukul 05:08
Terlalu cepat berkesimpulan, seharusnya topik di atas menjadi bahan diskusi, mungkin ini bisa menjadi referensi awal…mohon sebelum membacanya supaya Saudara-saudara berdoa kepada Yang Benar terlebih dahulu :
* Matius 9:9
Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.
Dalam suatu telaah sastra, seorang penulis belum tentu/ tidak harus menuliskan dirinya dengan “kata ganti orang pertama.” Penulisan kata ganti orang, tergantung dari kenginan penulis apakah dia menempatkan dirinya sebagai orang pertama atau orang ketiga. Musa sebagai penulis 5 Kitab Taurat pun menempatkan dirinya sebagai orang ketiga pada kitab2 Taurat, contohnya:
* Keluaran 2:11
LAI TB, Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.
KJV, And it came to pass in those days, when Moses was grown, that he went out unto his brethren, and looked on their burdens: and he spied an Egyptian smiting an Hebrew, one of his brethren.
Hebrew,
וַיְהִי ׀ בַּיָּמִים הָהֵם וַיִּגְדַּל מֹשֶׁה וַיֵּצֵא אֶל־אֶחָיו וַיַּרְא בְּסִבְלֹתָם וַיַּרְא אִישׁ מִצְרִי מַכֶּה אִישׁ־עִבְרִי מֵאֶחָיו׃
Translit, VAYEHI BAYAMIM HAHEM VAYIGDAL MOSYEH VAYETSE ‘EL-‘EKHAV VAYAR BESIVLOTAM VAYAR ‘ISY MITSRI MAKEH ‘ISY-‘IVRI ME’EKHAV
Dalam Injil Matius ini fokusnya adalah Yesus Kristus, dan boleh saja dirujuk sebagai “biografi” atau catatan kronologis kehidupan Tuhan Yesus Kristus dalam masa inkarnasi-Nya di bumi, mulai kelahiran-Nya, kematian-Nya dan kenaikan-Nya ke Surga. Maka bisa diterima apabila Matius si penulis merujuk dirinya sebagai orang ketiga.
* Matius 1:1
LAI-TB, Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
KJV, The book of the generation of Jesus Christ, the son of David, the son of Abraham.
TR, βιβλος γενεσεως ιησου χριστου υιου δαβιδ υιου αβρααμ
Translit Interlinear, biblos {daftar/ kitab} geneseôs {asal usul keluarga/ sejarah} iêsou {Yesus} khristou {Kristus} huiou {anak} dabid {Daud} huiou {anak} abraam {Abraham}
Injil Matius menulis jelas bahwa kitab ini adalah “Kitab silsilah Yesus, Sang Mesias” (The book of the generation of Jesus Christ, Matius 1:1). Kitab ini bukan mengenai kehidupan Matius sendiri. Maka wajarlah jika Matius sebagai penulisnya ini menempatkan dirinya sebagai “orang ketiga” ketika ia bermaksud “menyisipkan” kisahnya dalam hubungannya dengan Yesus Sang Mesias.
Seperti Matius, penulis Injil yang Markus dan Yohanes, di dalam Injil yang mereka tuliskan juga menempatkan diri mereka masing-masing sebagai orang ketiga, ketika mereka “menyisipkan” kisahnya dalam hubungannya dengan Yesus Sang Mesias yang menjadi pusat dari tulisan mereka ini:
Reff:
– Markus 14:51-52, Anak Muda dg Kain Lenan
– Yohanes bin Zebedeus, murid yang dikasihi Yesus
Jelas bahwa Yesus Kristus adalah pusat dari Kitab-kitab Injil, dan masing-masing sang penulisnya memilih menempatkan dirinya sebagai “orang ketiga.”
Reff: matius-penulis-injil-vt4205.html#p22913
Ares
September 4th, 2015 pukul 03:13
Logis saja pak. Apakah ada penulis buku biografi yang menempatkan dirinya sebagai orang ke-3 di dalam buku yang dikarangnya sendiri ?
Dalam telaah sastra mungkin bisa saja. Tapi apakah firman tuhan bisa disebut juga sebagai karya sastra? Firman tuhan terlalu rendah bila disejajarkan dengan itu pak.
Jika anda membenarkan “Telaah Sastra” yang anda usung sebagai bentuk dukungan kepada Musa yang menempatkan dirinya sebagai orang ke-3 dalam karangannya,
apakah mungkin ayat seperti ini dikarang oleh Musa?
Ulangan 34:5
Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab,sesuai dengan firman TUHAN.
Ulangan 34:6 Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.
Silakan tanya hati nurani bapak saja bagaimana musa bisa menceritakan kematiannya sendiri.
nick nurutami
Maret 12th, 2016 pukul 18:52
seperti halnya arab saudi tdk mempunyai hukum spt hukum di negara2 lain melainkan mendasarkan pada hukum di Al Quran, Apakah Al Quran hanya setara dengan hukum negara?
belagak
Oktober 20th, 2014 pukul 13:08
Pandangan orang jadi bukti ??? Picik amat :p
Giliran pandangan orang lain soal alqoran bernada sama langsung deh dibantah abis2an :p
Drpd sibuk menyerang kitab lain, pertanyakan saja sendiri kitabmu, jgn cuman terima doktrin mati ini diturunkan langsung dr alloh :p
gogokalit
Februari 25th, 2015 pukul 09:34
Saudara dari bani Ismail segala sumber yang tepat jika saudara bertanya tanyakan kepada saksi sejarah…..untuk pandangan saudara di al-qur’an pun Nabi Muhammad disuruh bertanya kepada bani Israel ( untuk PR saudara/i cari bahannya di Al-Qur’an ) namun tidak dilakukan sehingga terjadilah pandangan atau informasi yang tidak sesuai dengan sejarah sebenarnya.
Contoh Sejarah : Nabi Musa membawa Keluar Bangsa Israel dari Mesir
Masih banyak Contoh lainnya………!
Salam buat Saudara
Perbedaan adalah keunikan bangsa kita janganlah dirusak oleh pengaruh-pengaruh tradisi dari timur ( kita orang INDONESIA )
Yang Saya kutib dari Teman saya Muslim mengatakan begini kepada saya Agamaku…agamaku agamamu…..agamau
yang ada dipikiran saya adalah mari kita saling menghormati keparcayaan orang lain
Semakin kita mendalami suatu keparcayaan kita biarlah semakin kita menjadikan manusia menjadi manusia penuh dengan KASIH YANG NYATA !
Rinto
Desember 29th, 2015 pukul 02:32
Kaum kritikus injil, penuturan saksi mata di perdebatkan dengan karya sastra, mungkjn kritikan tersebut benar secara etimologi sastra. Lalu ketika penulisan tersebut ditjlis oleh manusia yg berlatar belakang sarjana ekonomi, dan kemudian di koreksi oleh profesor sastra apa yg terjadi….
Apakah penulisan sebuah kesaksian harus ditulis oleh sastrawan…? Penulisan tentang fakta sejarah tidak selalu ditulis oleh sastrawan, dan kekliruan penulisan dari aspek sastra bukanlah bukti bahwa sebuah kejadian tersebut tidak pernah ada. Hal ini tentu Allah telah memahami karakter manusia ciptaanya. Perlu ďiketahui bahwa tidak ada sebuah tulisan kuno yg di dukung oleh ribuan manuskrip sebagai data pendukung seperti injil. Perlu kita cermati
Luthfi Anshar
Februari 23rd, 2020 pukul 18:23
Kalau sudah bicara agama. Tidak ada yg dapat saudara sejajarkan dengannya ras, negara ini atai itu, anak ini anak itu,.
Kebenaran yg sudah pasti ada itu kita semua harus beriman kepada kitab kita masing masing.
Yg menjadi pertanyaan nya apakah saudara sudah beriman kepada kitab saudara…?
Apakah kitab suci alkitab saudara bisa di jadikan sumber terpercaya..?
Sementara keempat penginjil tersebut tidak lah diakui sebagai orang yg hidup di jaman Yesus AS dan bukti ini di akui oleh para sarjana Kristen.
Apakah injil saudara masih bisa di percaya..?
Apakah saudara sudah beriman dengan ayat ayat injil berikut..?
Yesus lebih kecil daripada Tuhan (Yohanes 10:29).
Tuhan lebih besar dari pada Yesus (Yohanes 14:28).
Yesus duduk di sebelah kanan Tuhan (Markus 16:19, Roma 8:4).
Yesus berdiri di sebelah kanan Tuhan (Kisah Para Rasul 7:56).
Allah tahu kapan datangnya kiamat, sedang Yesus tidak tahu (Matius 24:36).
Yesus bersyukur kepada Tuhan (Matius ll:25, Lukas 10:21).
Yesus berteriak memanggil Tuhan (Matius 27:46, Markus 15:34).
Yesus menyerahkan nyawanya kepada Tuhan (Lukas 23:44-46, Yohanes 19:30).
Yesus disetir oleh Tuhan (Yohanes 5:30).
Siapapun yg membaca injil itu pasti jelas tau kalau Nabi Yesus AS bukanlah tuhan. Apalagi Trinitas yg kalian akui sebagai dasar doktrin kekristenan yg muncul setelah Konsili Nicea..
Lalu kalian tidak mengindahkan firman Allah Swt melalui Nabi Yesus AS pada Gospel of Yohanes Chapter 16 ayat 7-15 dimana di jelaskan Yohanes 16:12 “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.”
16:13 “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.”
Kami sebagai muslim memberikan informasi ini agar kalian saudara kami kembali kepada fitrah kita sebagai manusia.
Setiap insan yg lahir didunia ini memiliki fitrah
Atau hubungan antara hati dengan sang pencipta.
Keselamatan atas kalian semua
christ
Februari 27th, 2016 pukul 03:32
taurat yang ada pada bibel itu bukan lah torat musa, tidak ada nabi yang menulis kitab suci. lalu siapakah yang menulis apa yang diklaim sbgai torat tersebut? jawabnya adalah ezra, kitab dan manuskrip yahudi sudah dihanguskan tanpa sisa oleh nebudkanezar ketika menaklukkan israel 40 tahun sebelum ezra lahir, ezra adalah rahib yahudi dan ketika ia berusia 40 tahun mulailah menulis torat, lalu apakah referensinya? jelas yaitu dongengan dari ingatan ingatan generasi bapaknya yang simpang siur dituliskan sebagai bukti banyak kata ganti orang ketiga dalam kitab perjanjian lama.
dalam perjanjian lama musa disebutkan mati pada usia 120 tahun, dan masih kuat ingatannya dan sehat badannya, pertanyaannya? kalo memang benar musa menulis kitab torat. apakah musa bisa berbicara ketika mati?? kalo ada mujizat demikian kenapa musa tidak dijadikan tuhan juga untuk mendampingi yesus??
nick nurutami
Maret 12th, 2016 pukul 18:57
Musa mempunyai bujang namanya Yosua,silakan baca Tanakh Ibrani atau Perjanjian Lama Kristen menyebutnya.
wew
April 8th, 2016 pukul 02:13
Wow artikel yang sangat aneh dan tidak masuk akal..
Saya seh sederhana saja…
Logikanya:
Kalo tidak ada matius yang menuliskan kisah Yesus, maka mustahil ada kisah Isa dalam qoran.. Tul gak??
Jadi artikel diatas itu sungguh menggelikan sekali ya… Eee..eee…ee…..
Tapi wajarlah, wong udah dari sononya kayak begitu…
Baca neh:
ALQURAN DIINTERVIEW
Kita semua tahu bahwa Muhammad datang dengan meng-KLAIM dirinya sebagai NABI. Pengangkatan ini didasarkan pada KLAIM bahwa ia didatangi dan diberi wahyu-kebenaran oleh sesosok Ruh.
Dan Ruh yang misterius ini (tanpa bawa nama, jatidiri dan mujizat) di-KLAIM datang dari Allah. Dan Allah yang tidak pernah berbicara dengan Muhammad ini di-KLAIM sebagai Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Benar yang menurunkan Quran.
Dan Quran ini di-KLAIM sama kebenarannya seperti Kitab Tuhan yang diturunkan sebelumnya.
Maka kehadiran Quran menjadi rancu tatkala ditanya “Siapakah engkau?” Apakah engkau suara Allah, atau Jibril, atau Muhammad? Atau bahkan suara-suara ikutan dari sahabat-sahabatnya yang menyalin dan membukukannya?
Ini adalah isu rasional terbuka yang tak terselesaikan hingga saat inipun. Maka TUHAN Yang Maha-Benar datang, dan merasa perlu untuk mengklarifikasikannya dengan cara menginterview Quran.
Tuhan: “Bagaimana Quran, apa Anda punya referensi atas apa-apa yang kau klaim?”
Quran: “Ya ada, Taurat dan Injil, silahkan datangkan mereka”
Tuhan pun memanggil Taurat.
Taurat menjawab: “Saya tak pernah kenal Quran. Tak ada yang saya cantumkan dan maksudkan”.
Tuhan pun memanggil Injil.
Injil menjawab: “Ya, saya kenal dia. Saya ada paparkan dalam Injil kitab Yahya pasal 8 ayat 44 dan Yahya 10:10, tentang siapa jati dirinya. Dia-lah pendusta, pencuri, dan sesungguhnya berasal dari Satan, bapa segala dusta. Jangan percayai dia”.
Tuhan pun melirik kepada Quran.
Quran membela: “Kedua mereka inilah yang berdusta. Mereka telah menggantikan ayat-ayatnya”.
Tuhan: Jikalau begitu kenapa kau jadikan mereka sebagai referensi, kecuali kalau kau sendiri gila?”
Quran berseru: “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad itu Rasul Allah!”
Note:
Begitulah kelakuan tukang nyontek yang gak tahu diri dan gak tahu malu, sesudah dia nyontek, kemudian dia menyalahkan dan menuduh Alkitab itu KARANGAN SAJA , SALAH dan PALSU su… Suuu… aSUUUU loe…. Tul gak??
Ha.ha.ha…
Nama
April 30th, 2016 pukul 00:55
XD leh uga
Nemu ceritanya dari mana?
Yohanes
Februari 25th, 2018 pukul 22:16
Pertanyaan saya sederhana:
Pertama penulis ini agamanya apa?
Kalau Islam sdh pasti anda tdk fair hanya membuat cerita sendiri dan menutupi kekurangan islam.
Apakah anda tidak tau bahwa naskah2 aslinya matius hanya berjarak 15 – 20 tahun dari ketidakberadaan Yesus Kristus dan tulisan itu sdh di uji karbon didukung 5000 tulisan yg sejaman yg mempunyai kesimpulan yg sama.
Pertanyaan buat anda bisa gak anda tunjukkan naskah asli Alquran yg sejaman dgn muhammad?
asal anda tau saja quran yg anda pegang itu adalah tulisan dari setelah jamannya khalifah utsman jauh ratusan tahun setelah muhammad tiada.
Okta
Mei 1st, 2018 pukul 03:43
Ini yohanes nh bengak, utsman bin affan itu shbat nabi, hidup sejaman dengn nabi, gila dbilang ratusan tahun, belajar lgi gih jngan asbun mending diem brooo kalo bego, ngomng tu pkek data mknya
Luthfi Anshar
Februari 23rd, 2020 pukul 18:38
Ustman bin Affan adalah sahabat nabi saudaraku.
Beliau hidup dan bertemu langsung dengan Nabi Muhammad Saw.
Apakah saudara pernah menelusuri siapakan keempat penginjil yg menulis Injil….?
Bahkan Wikipedia menuliskan mereka anonimus atau tidak terdapat klausul siapa penulisnya. Dan ditambahkan argumen dari Bapa Gereja Awal itu adalah Matius salah satu murid Nabi Yesus As.
Saudara harus mengupas semuanya jika ingin melihat kebenaran. Singkirkan ajaran Gereja.
Karena kalian punya kitab suci.
Kami sebagai muslim hanya di wariskan 2 hal oleh Nabi Muhammad Saw, yaitu Al Qur’an dan Hadist.
Kalian sebagai kristen, jika kalian percaya dengan kitab kalian. Maka beriman kepada kitab kalian berpegang teguh kepadanya. Bukan kepada ajaran gereja.
Bukalah seluruh informasi yg berkaitan dengan injil kalian
Setelah kalian beriman kepada injil kalian
Pertanyakan kepada diri kalian apakah injil ini bisa di jadikan sumber terpercaya bahwa injil adalag firman tuhan..?
Jika saudara menanyakan apakah Al Qur’an yg kami pegang adalah sama dengan Al Qur’an yg ada di zaman Khulafaur Rasyidin..?(Abu bakar, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib)
Maka jawabannya IYA.
Kami menghafalkan Al-Qur’an dalam hati kami yg akan selalu kami berikan kepada keturunan kami.
Seperti itulah kami menjaga kitab suci kami.
Karena Al-Qur’an dan hadits adalah satu satunya warisan dari Nabi Muhammad Saw.
Kami tidak mengikuti apa yg ustadz katakan begitu saja. Ustadz hanya membacakan Al-Qur’an. Yg daripadanya kami lupa.
Tapi kami selalu ingat akan setiap kata dalam Al-Qur’an.
Zaenab
Mei 8th, 2018 pukul 17:07
Admin :
ternyata masih diragukan pula oleh banyak kalangan.
TANGGAPAN :
Ah masa sih…? Justru qoranmu mengakui kalo Injil itu adalah cahaya :
Jamuan (Al-Mā’idah):46 – Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
Nanya :
Mau nyangkal qoranmu sendiri ya…?
Luthfi Anshar
Februari 23rd, 2020 pukul 18:44
Seharuanya saudara melihat kepada isi ayat Al-Quran tersebut bahwa Al Qur’an memuliakan nabi nabi sebelum Nabi Muhammad Saw. Serta kitab kitab sebelum adanya Al-Qur’an.
Karena Taurat, Injil, dan Al-Qur’an berasal dari sumber yg sama. Yaitu Allah SWT.
Itu mengapa Allah SWT lewat Firmannya dalam Al-Qur’an memuliakan nabi nabi sebelum nabi Muhammad Saw dan di Al-Qur’an disebutkan kisah kisah Nabi Musa As, Ibrahim As, Yesus As.
Karena Taurat, Injil, dan Al-Qur’an berasal dari sumber yg sama. Yaitu Allah SWT.
Aku pengikut Yesus
Agustus 5th, 2020 pukul 14:47
kok anehh ya , Injil yg kata teolog liberal dan yg dikutip olrh penulis di situs ini, kok masih punya kuasa mengubah milyaran manusia bejat jadi manusia yang lebih baik dan mengubah aklak yg amoral jadi bermotal, mengubah orang yg punya hati jahat dan suka membenci mebjafi pribadi bari uang oenuh kasih
Coba dipikirkan ya !!!!
jawabannya :
Ke 4 Injil yg sedang dicari cari kesalahannya olrh para teolog itu justru membuktikan keaslian nya…, bahwa memang itu salah satu ciri dan karakteristik Firman Tuhan sejati yg menhubah dan menyelamatkan hidup manusia yg hancur dan berdosa menjadi mulia
atau para teolog itu yg kurang kerjaan, mencari cari kelemahan Injil dan berusaha merusak krimanan Pengikut Yesus, spy berbalik jafi skeptis ???
Sayangnya kagak berhasil bro usaha teolog kacau itu.
terbukti sampai abad 21 , masih banyak jutaan orang setiap hari diubah hidupnya oleh Injil yg dikatakan palsu itu
mikirr yang benar dan warass
Aku pengikut Yesus
Agustus 5th, 2020 pukul 14:47
kok anehh ya , Injil yg kata teolog liberal dan yg dikutip olrh penulis di situs ini, kok masih punya kuasa mengubah milyaran manusia bejat jadi manusia yang lebih baik dan mengubah aklak yg amoral jadi bermotal, mengubah orang yg punya hati jahat dan suka membenci mebjafi pribadi bari uang oenuh kasih
Coba dipikirkan ya !!!!
jawabannya :
Ke 4 Injil yg sedang dicari cari kesalahannya olrh para teolog itu justru membuktikan keaslian nya…, bahwa memang itu salah satu ciri dan karakteristik Firman Tuhan sejati yg menhubah dan menyelamatkan hidup manusia yg hancur dan berdosa menjadi mulia
atau para teolog itu yg kurang kerjaan, mencari cari kelemahan Injil dan berusaha merusak krimanan Pengikut Yesus, spy berbalik jafi skeptis ???
Sayangnya kagak berhasil bro usaha teolog kacau itu.
terbukti sampai abad 21 , masih banyak jutaan orang setiap hari diubah hidupnya oleh Injil yg dikatakan palsu itu
mikirr yang benar dan warass
Ester
Agustus 1st, 2021 pukul 14:57
Mengapa Yesus menggenapi kitab taurat? Tahukah Anda? Dalam kitab taurat, untuk menghapus dosa diperlukan adanya persembahan korban di atas mezbah. Tetapi, dosa manusia terlalu banyak dan tidak dapat dihapus dg korban bakaran saja. Maka Yesus yg telah mempersembahkan diriNya sendiri bagi penghapusan dosa. Maka itulah Yesus adalah penggenapan Taurat. Tentu yg tidak pernah baca Alkutab dari Kejadian sampai Wahyu imannya akan goyang krn tidak mengerti dan cuma mencari cari kesalahan bahkan mempercayai kebohongan yg dityliskan oleh penulis yg tidak tahu apa2 soal Alkitab dan sejarahnya yg panjang.
Kris
Agustus 11th, 2021 pukul 20:26
menurut : id.wikipedia.org, tentang injil
Perkiraan kurun waktu ditulisnya injil kanonik bervariasi, namun tidak lebih dari tahun 100 M. Jadi tidak lebih dari 70 tahun setelah Yesus Kristus meninggalkan dunia. Berikut perkiraan kurun waktu yang diberikan oleh Raymond E. Brown, dalam buku-nya “An Introduction to the New Testament”, sebagai representasi atas konsensus umum para sarjana, pada tahun 1996:
Markus: sekitar tahun 68–73,[4] 65–70.[5]
Matius: sekitar tahun 70–100,[4] 80–85.[5]
Lukas: sekitar tahun 80–100 (sebagian berpendapat pada tahun 85),[4] 80–85.[5]
Yohanes: sekitar tahun 90–100,[5] 90–110.[6]
Sedangkan, perkiraan kurun waktu yang diberikan dalam NIV Study Bible:
Markus: sekitar tahun 50-an hingga awal 60-an, atau akhir 60-an
Matius: sekitar tahun 50-70-an
Lukas: sekitar tahun 59-63, atau tahun 70-an hingga 80-an
Yohanes: sekitar tahun 85 hingga mendekati 100, atau tahun 50-an hingga 70
pertanyaannya kalau injil baru ditulis pada tahun-tahun tersebut, lalu sebelum itu kitab apakah yang dipegang umat yesus sebelum injil tersebut ditulis? mengingat setiap agama harus memiliki kitab suci jika umat yesus tidak memiliki kitab suci waktu itu tentu tidak akan ada yang percaya pada yesus, apa kitabnya hanya perjanjian lama? kalau begitu apa bedanya mereka dengan yahudi?, kalau mereka sudah memiliki injil sendiri waktu itu kenapa tidak menggunakan hanya injil yang dipegang umat yesus waktu itu sebagai pegangan umat kristen saat ini?, kalau tidak, apakah sebelum injil markus, matius, lukas dan yohanes ditulis belum ada yang namanya pengikut yesus? kalau begitu berarti penyiksaan terhadap umat yesus sebelum injil markus, matius, lukas dan yohanes ditulis berarti cuma kebohongan khatolik dong
1 Trackbacks / Pingbacks
SIAPA YANG MENULIS INJIL MATIUS? | KRISTOLOG.COM Desember 31st, 2013 pukul 14:44
[…] Sumber […]